Di tengah langit Jakarta yang terus bergerak menuju masa depan pendidikan, FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo (UMPO) berdiri kokoh sebagai bagian integral dari transformasi sistem pendidikan nasional. Pada hari Jumat, 12 September 2025, di kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, FKIP UMPO secara resmi diwakili oleh Dekan FKIP, Dr. Sutrisno, S.Pd., M.Pd., dalam acara penting: Pertemuan dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Program Pemenuhan Kualifikasi Akademik (PKA) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Acara yang dihadiri oleh 92 perguruan tinggi seluruh Indonesia, menjadi momentum kolektif untuk memastikan bahwa setiap guru PAUD di negeri ini memiliki kualifikasi akademik yang setara, profesional, dan layak untuk membentuk masa depan generasi penerus.
Acara dibuka dengan laporan dari Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTKPG) yang menyoroti krisis kualifikasi guru PAUD di Indonesia — hingga 64% guru PAUD belum memiliki ijazah S-1 terkait bidang studi. Kegiatan ini hadir sebagai solusi strategis: program pemenuhan kualifikasi akademik (PKA), yang menargetkan 30.000 guru PAUD mendapatkan pendidikan lanjutan dalam 5 tahun.
Sebagai bagian dari sinergi nasional ini, FKIP UMPO berhasil menandatangani PKS dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah — perwakilan oleh Dekan FKIP, menandai pemenuhan komitmen akademik untuk 52 mahasiswa RPL Afirmasi khusus dari program Studi PAUD.
“Kita bukan hanya meluluskan mahasiswa. Kita sedang membangun fondasi kekuatan pendidikan untuk anak-anak Indonesia di tahun 2045,” tegas Dekan FKIP dalam Peryataannya setelah sesi penandatangan PKS.

Poin paling spektakuler dari kegiatan ini adalah perolehan 52 mahasiswa RPL Afirmasi dari Prodi Pendidikan PAUD FKIP UMPO. Ini bukan hanya angka — ini adalah harapan baru bagi ribuan anak di desa, kampung, dan kota terpencil, yang kini memiliki akses ke guru PAUD dengan kualifikasi S1 dan pendidikan profesional.
Program ini menjamin: 1) Pendidikan bagi guru PAUD non-formal dengan biaya penuh ditanggung oleh pemerintah; 2) Pembelajaran fleksibel berbasis daring dan luring; 3) Peningkatan kualitas kurikulum berbasis keterampilan sosial, emosional, dan kognitif anak usia dini; 4) Sertifikasi khusus setelah lulus.
Dalam arahannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah menyampaikan pesan yang menggema:
“Pendidikan PAUD bukan tempat bermain. Ini adalah laboratorium pertama dalam proses pembentukan karakter, keterbukaan pikiran, dan fondasi intelektual. Kalian semua, yang hadir hari ini — mahasiswa, dosen, pemimpin perguruan tinggi — adalah penggerak peradaban, bukan sekadar pendidik. Jadilah guru yang tidak hanya mengajar, tapi menginspirasi dan merubah.”

Mastamaru yang meriah di kampus dulu hanyalah awal. Kini, FKIP UMPO melangkah ke level yang lebih besar — tidak hanya di dalam kampus, tapi di pusat kebijakan nasional. Dengan 52 mahasiswa baru, PKS yang resmi ditandatangani, dan dukungan pemerintah, FKIP UMPO bukan hanya mewakili UMPO — tetapi menjadi penjaga harapan bagi masa depan pendidikan anak-anak Indonesia.
“Jangan pernah meremehkan guru PAUD. Karena dari mereka, dunia mulai berpikir, berani, dan mencintai”